Kalau ada yang bilang ini ceritanya kayak di film Knives Out, itu salah. Ini cerita dan motifnya lebih menarik.
Secara setting film Knives Out mungkin terinspirasi dari buku ini. Tentang kakek tua kaya raya, punya beberapa anak dan berkumpul lalu terjadi pembunuhan. Dia Simeon Lee yang pada malam natal mati terbunuh di rumahnya sendiri. Dalam rumah itu ada anak-anak, menantu juga cucunya. Sebagai yang punya orangtua kaya raya, ya jelas kematiannya menimbulkan pertanyaan tentang warisan keluarga. Padahal beberapa jam sebelum kematiannya, Simeon menelpon polisi karena berlian-berliannya dicuri orang.
Pembunuhan di Sungai Nil mengingatkan saya dengan cerita Pembunuhan di Orient Express. Secara keseluruhan gaya penceritaannya sama, masih dengan Hercule Poirot sebagai tokoh utama penguak misteri pembunuhannya.
Linnet Ridgeway adalah seorang perempuan muda yang cantik dan kaya raya di Inggris. Dia mewarisi harta kekayaan dari orangtuanya. Banyak yang lalu iri dengan kesempurnaan yang Linnet miliki. Linnet tidak hanya cantik dan kaya, tapi dia juga sudah terlatih mengelola bisnis yang diwarisinya.
Suatu hari Linnet bertemu dengan seorang teman yang ia kenal baik dan sudah lama tidak bertemu, Jackie de Bellefort. Si Jackie membawa tunangannya, Simon Doyle mau minta tolong sama Linnet biar Si Simon dikasih kerjaan gitu. Katanya Simon dipecat dari pekerjaannya, trus mereka mau nikah tapi gak punya duit. Karena Si Linnet mengenal Jackie ini jarang minta tolong (juga gak minta duit padahal Linnet tahu Jackie miskin), ya udah lah ya ditolongin Simonnya.
Kalo baca buku misteri thriller gitu memang sering banget bikin penasaran, ya akhirnya bacanya bablas sampe tengah malem, kayak buku ini nih, Pelukis Bisu.
Judul buku ini terjemahannya Pelukis Bisu tapi judul aslinya The Silent Patient. Terbit pada Desember 2019 menurut saya ini buku termasuk yang cepat sekali diterjemahkan. Bukunya sendiri rilis di Februari 2019, trus akhir tahun 2019 menang sebagai buku terbaik kategori misteri dan thriller pilihan pembaca Goodreads. Wajar banget sih menang, ceritanya memang bagus.
Motivasi awal baca buku ini karena tantangan baca bulan Januari 2020 yaitu temanya buku yang menang penghargaan di 2019. Tadinya mau baca Teh dan Pengkhianat-nya Iksaka Banu tapi ternyata buku itu kumpulan cerita, jadi diputuskan baca The Silent Patient aja via Gramedia Digital. Baca buku fiksi memang bisa lebih cepat kalo bukunya bagus dan menarik.
Akhir tahun tiba, saatnya wrap up tantangan baca fiksi Metropop 2019. Awal banget agak maju mundur mau ikutan tantangan baca Metropop ini, karena kategorinya lumayan banyak, agak gak yakin bisa ngikutin semua, cuma ya bismillah aja deh.
gambar dari redwing.lib.mn.us
Alhamdulilah ternyata tantangan baca ini bisa membuat saya membabat buku-buku timbunan lumayan banyak. Hampir semua buku fisik lini Metropop yang saya punya di dalam lemari tumpukan bisa dibaca kelar tahun ini, ya walau masih menyisakan beberapa buku (karena gak masuk kategori tantangan tahun ini) lumayan banget ini.
Sebanyak 29 buku dari lini Metropop bisa saya baca tahun ini. Yeay. Jumlah yang lumayan banyak buat saya pribadi, setidaknya saya bangga juga lah ternyata saya bisa dipecut biar baca buku banyak. Hampir separuh dari jumlah itu adalah ebook, saya baca dari Gramedia Digital.
Ya, saya baru baca buku bagus ini di tahun 2019, empat tahun sejak buku ini diterbitkan. Ceritanya tahun lalu saya melihat review buku Dawuk di Goodreads dan rasanya langsung tertarik beli. Trus cek lagi penulisnya, ternyata Mahfud Ikhwan lebih dulu menulis novel Kambing dan Hujan sebelum Dawuk, yang ternyata bagus juga ratingnya dan reviewnya pun banyak yang bilang bagus. Akhirnya saya memutuskan untuk baca dulu Kambing dan Hujan ini sebelum membaca Dawuk.
Siapa bilang menikah itu satu agama itu bakalan gampang? Buktinya rintangan besar atas niat menikah Mif dan Fauzia, yang sama-sama anak Centong membuat mereka harus menguak kembali apa yang terjadi zaman dulu, zaman para orangtua mereka.
Diawali dengan cerita Mif dan Fauzia yang ingin menikah, lalu ngomong deh ke orangtua masing-masing, trus orangtuanya kaget kenapa Mif harus bertemu Fauzia? Dan mengapa pula Fauzia ingin menikah dengan Mif? Dari situ lah, cerita dari kedua belah pihak bergulir.
Buku ini saya baca dalam rangka ikutan tantangan baca Goodreads Indonesia bulan Maret 2019 yaitu tantangan baca buku dari dua penulis perempuan. Kenapa jatuh pilihan saya pada teenlit ini? Iya, ini teenlit, karena katanya buku ini ceritanya receh sekali.
Saya ngerti bahwa saya sudah jauh dari masa usia remaja, lho kok ya masih baca buku teenlit? Lho…. kenapa tidak? Saya gak malu kok kalo harus baca buku teenlit, komik sampe buku anak-anak sekalipun, saya mah gitu orangnya, bacaannya bebas. Nagra & Aru salah satunya yang saya baca di bulan lalu.
Bercerita tentang Nagra dan Aru, sesuai judulnya. Nagra, si cowok yang bandel disukai sama Aru alias Aurora sejak awal jadi siswa baru di SMA. Cerita cinta SMA memang tiada duanya ya, sayang banget dulu saya gak mengalami beginian waktu SMA (malah curcol :p). Bedanya, sama cewek-cewek dulu, Aru terang-terangan menunjukkan ke Nagra kalo dia suka, katanya Aru, Nagra adalah calon imamnya. Benar-benar bahasa anak zaman now.
Sebagai seorang yang suka baca buku apa aja, saya juga membaca buku-buku yang khusus untuk anak remaja, biasanya dilabeli dengan teenlit. Ya walau udah jauh dari usia remaja rasanya tetap gak masalah kok ya kita baca buku-buku untuk remaja. Gunanya kita bisa merekomendasikan buku-buku yang bagus untuk anak-anak kita nantinya.
Saat anak udah masuk usia remaja, komik tetap jadi pilihan memang karena dipenuhi dengan gambar yang menarik. Tapi mereka udah males baca buku-buku dongeng sebelum tidur dan rasanya agak berat juga kalo kita sebagai orangtua memberi buku-buku yang buat orang dewasa menarik tapi bagi mereka gak begitu.
Saya membaca beberapa buku untuk remaja yang sepertinya bisa menjadi rekomendasi untuk anak remaja, saya infokan berdasarkan penulis yang saya tahu dan pernah saya baca ya, ini dia;
Hai, apa kabar? Udah lama gak nulis, Nik? Iya banget. Saya kangen blog ini dengan semua postingnya. Ya walaupun gak banyak bisa posting tahun ini, tapi paling tidak masih ada beberapa tulisan yang bisa disempatkan. Posting kali ini di penghujung tahun 2020. Pengen ngerekap aja sih, apa saja yang udah… [...]
Saat ini setiap orang perlu mengamankan data-data digital yang dipunyai. Data yang jangan-jangan masih dianggap remeh tapi nyatanya saat ini para perusahaan pengepul data lah yang kaya raya dan terus berkembang. Data digital jadi sebuah minyak baru. Soal keamanan digital ini sebenarnya adalah hal yang saya pelajari di tahun 2017… [...]
Gak ada kata terlambat untuk belajar, gak ada kata terlalu tua untuk belajar hal apapun, termasuk soal teknologi. Teknologi makin canggih, kita harus mau belajar untuk beradaptasi dengan banyak kecanggihan yang ada. Yang penting ada niat untuk belajar, semua pasti bisa dipelajari. Seperti yang kita tahu dan sudah saya tuliskan… [...]
Hampir 2 bulan sejak saya mencoba menggunakan minikomposter di rumah dan rasanya sangat menyenangkan akhirnya bisa mengurangi sampah. Sejak akhir Juni saya memutuskan untuk membeli komposter. Sebelumnya saya lebih dulu bertanya ke teman-teman di Palembang, apakah ada yang punya info penjual komposter karena akan lebih baik kalo di dekat sini… [...]
Halo, apa kabar? Ah, ternyata bulan lalu malah gak posting blog. Rasanya udah lama banget blog ini ditinggalkan. Ya, pandemi Covid-19 masih menyebar di bumi ini, kita harus mulai terbiasa dengan kebiasaan baru, dengan masker, dengan cuci tangan yang lebih sering, dengan gak dulu berkumpul dengan banyak orang. Apakah kalian… [...]
Recent Comments